TENTANG POWER SUPPLY SWITCHING
Pasti anda sudah tidak asing lagi dengan Power supply Switching,
yaitu sebuah power supply yg di bangun dengan teknik “pensaklaran”
dan sekarang menjadi standard power supply dalam dunia elektronika
dan komputer karena ke “efisienannya” yg tinggi serta dapat di bangun
dengan biaya yg murah.
Tapi mungkin sebagian agan2 di
group ini ada yg belum begitu faham tentang bagaimana cara kerja power
supply ini dan dimana perbedaan mendasar dengan power supply linear
(konvensional) dan mengapa power supply switching ini mampu
menghasilkan daya yg begitu besar dengan ukuran yg sangat kecil? Dan
apa pula kelemahanan dari power supply ini? Saya akan mencoba
menjelaskan dengan bahasa yg mudah dimengerti dan akan meminimalkan
istilah2 teknik yg “kurang” begitu di perlukan sehingga agan2 yg tidak
mengerti elektronika pun di harapkan akan mudah memahaminya :).
Untuk
memahami bagaimana sebuah Power supply switching bekerja terlebih
dahulu kita harus memahami bagaimana power supply konvensional
(linear) bekerja, karena pada dasarnya power supply switching
dibangun dari power supply konvensional juga.
1. POWER SUPPLY KONVENSIONAL (LINEAR)
Pada
dasarnya power supply konvensional adalah power supply yg bekerja
secara linear (kontiniyu), artinya tegangan output secara kontiniyu
masuk ke beban, lihat gambar :
Saya
tidak akan mebahas rangkaian penurun tegangan (step-down), penyearah
(rechtifier) atau filter dan sebagainya karena disini kita berbicara
tentang prinsip atau cara kerja power supply ini secara umum.
Dalam
gambar terlihat beban (misalnya lampu) terhubung secara langsung ke
sumber tegangan (misalnya batere), pastinya lampu akan menyala terus
selama daya batere masih ada dan rangkaian kabel tidak terputus.
besarnya Arus yg mengalir pada kabel tergantung seberapa besar
resistansi beban, semakin kecil resistansi beban semakin besar arus yg
mengalir. Jika arus yg mengalir terlampau besar dan terjadi terus
menerus dapat mengakibatkan kabel panas dan terbakar. Untuk itu
dibutuhkan kabel dengan ukuran yg sesuai dengan nilai beban.
Jadi
power suppy konvensional tak ubahnya seperti resistor variable
dimana nilai resistansi bisa berubah2 sesuai dengan beban.
keuntungan
mengunakan power supply konvensional adalah kesederhanaan dalam
perancangan, kerugiannya adalah tidak efisien, karena arus terus
menerus mengalir ke beban.
http://undik.com/2011/04/21/switching-regulator-basics/
2. POWER SUPPLY SWITCHING
Power supply switching sebenarnya adalah power supply konvensional yg di beri “switch”, lihat gambar :
Dalam
gambar terlihat sebuah “switch” (saklar) diantara sumber tegangan dan
beban. Apa yg terjadi jika switch di tekan? Tentu saja arus akan
mengalir ke beban, jika beban disini adalah sebuah lampu maka pasti
lampu akan menyala. Dan apa yg terjadi jika saklar di lepas? Tentu
saja lampu akan mati.
Nah, apa yg terjadi jika agan
menekan dan melepas saklar dalam waktu yg cepat misalnya 10x dalam
waktu 1 detik? Maka lampu akan berkedip 10x perdetik sesuai dengan
jumlah tekanan pada saklar. Jika misalnya agan mampu menekan saklar
1000x dlm 1 detik maka lampu akan berkedip 1000x perdetik, tapi kali
ini kedipan lampu tidak terlihat lagi oleh mata kita. Sehingga lampu
“seolah-olah” hidup terus.
inilah dasar dari teknik
switching power supply, dalam prakteknya “switch” akan terputus dan
tersambung sejumlah 50.000x perdetik (50khz) atau lebih (tergantung
model) dan tentu saja yg melakukan pemutus atau penyambungan itu bukan
agan, tapi rangkaian elektronika yg di rancang khusus.
Lantas apa manfaat membuat system seperti ini?
Ternyata
dengan membuat system seperti ini arus yg mengalir ke beban tidak
lagi konstan, tapi memiliki jeda yg walaupun sedikit (dalam orde
milidetik) tapi sangat bermanfaat untuk mengurangi “panas” pada kabel
(jalur) dan sumber tegangan. Sehingga ukuran kabel dan komponen2 lain
bisa di kecilkan dan secara otomatis membuat system ini menjadi lebih
murah secara keseluruhan.
ketika switch
“terputus” walaupun sebentar apakah tidak berdampak pada beban?,
okelah jika beban sebuah lampu, bagaimana jika beban merupakan
rangkaian elektronika yg sama sekali tidak boleh terputus dari sumber
tegangan ?
Pertanyaan bagus gan, jika beban
merupakan rangkaian elektronika maka hal itu tidak bisa dibiarkan,
untuk itu dibutuhkan tambahan komponen, lihat gambar :
Dalam
gambar terlihat sebuah lilitan (inductor) dan capasitor yg
ditambahkan dlm rangkaian. Fungsi inductor dan capasitor ini adalah
untuk menyimpan arus ketika switch “terhubung” dan melepaskan muatannya
ketika saklar “terlepas”, dengan cara ini arus secara konstan masuk ke
beban sehingga masalah teratasi.
Setahu
saya, jika sebuah lilitan atau inductor dilalui oleh tegangan DC yg
terputus putus akan menyebabkan timbulnya tegangan AC yg bisa
menyebabkan rusakkan rangkaian, bagaimana mengatasinya?
yups,
Agan benar sekali, oleh sebab itu rangkaian diatas harus di
sempurnakan kembali dengan menambah sebuah diode, lihat gambar :
Diode
berfungsi untuk menghilangkan tegangan AC yg timbul dari inductor
ketika switch “tertutup dan terbuka” dengan cepat, dalam prakteknya
diode ini nantinya ada yg terpasang di rangkaian dan ada yg tertanam
langsung dalam MOSFET switching.
Nah, untuk saklar
sendiri, tentu saklar yg dipakai dalam power supply switching bukan
saklar “manual” seperti diatas, akan tetapi berupa transistor
biasa ataupun MOSFET (FET) yg di rancang secara khusus untuk itu dan
di hubungkan dengan rangkaian pengendali (controller). Rangkaian
“pengendali” atau “controller” dapat berupa rangkaian osilator biasa
dan dapat juga berupa IC yg dirancang khusus untuk keperluan switching.
lihat gambar :
Rangkaian
controller (CTRL) diatas berfungsi untuk mengendalikan proses
”switching" berdasarkan “feedback” atau umpan balik yg di terima dari
beban. Artinya jika beban “berat” controller akan memacu “FET” agar
lebih “lama” bekerja dan demikian sebaliknya, atau bisa saja controller
akan menonaktifkan FET jika Arus beban terlampau berat.
Apa dampak negative dari system power supply switching ini?
Ada
plus tentu ada minusnya, karena system nya menggunakan system "switch"
maka sudah pasti akan menimbulkan noise yg tinggi sehingga kurang
cocok digunakan dalam rangkaian audio system atau HIFI (high Fidelity),
kalau pun mau di gunakan juga harus dengan filter yg benar2 bagus dan
mahal, minus yg berikutnya adalah kerumitan dalam perancangan dan
pembuatannya. Tapi untunglah sekarang sangat banyak produsen IC yg
membuat IC2 switching sehingga kerumitan rangkaian dapat diatasi.
Demikian
secara singkat penjelasan tentang dasar switching power supply, semoga
bermanfaat, Insya Allah di lain waktu akan kita bahas dengan materi yg
lebih komplek
RALAT :
Dalam
gambar diatas ada kesalahan tulis, tertulis "SWICTH", seharusnya
SWITCH, dan jika dalam tulisan ini atau di link2 yg saya beri dalam
tulisan ini anda menemukan kata swicth2 yg lain itu maksudnya adalah
switch :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar